Sunday 28 February 2016

Warung Kopi di Kalimulya

Warung Kopi merupakan salah satu tempat yg menyenangkan untuk sekedar nonkrong atau menyeruput kopi, warung kopi sangat digemari masyarakat Indonesia karena harganya sangan amat murah sekali di kantong Masyarakat.

Warung Kopi di Depok sendiri sangat banyak jumlahnya, ratusan bahkan mungkin ribuan, dengan berbagai menu yang ditawarkan. Salah satu warung kopi yang ada di Depok adalah Warkop Kupi, letaknya di sekitar Jalan Kalimulya Raya dengan tempat yang nyaman dan bersih.

Menu-menu yang ditawarkan cukup berbeda dengan Warung Kopi biasanya, yaitu salah satunya adalah Pizza Mie. Untuk sebuah warung kopi Pizza Mie merupakan makanan yang sangat jarang disuguhkan. Pizza Mie adalah kombinasi antara telur dengan mie ditambah dengan dengan taburan keju plus sambal Saus Belibis yg cukup terkenal.


Smiley face
Proses Penggorengan Pizza Mie

Pizza Mie made in Warkop Kupi dijual dengan harga 8000 rupiah saja.


Tuesday 16 February 2016

Daftar Harga Warkop Kupi

MAKANAN
1 INDOMIE GORENG  Rp5,000 
2 INDOMIE GORENG TELOR  Rp7,000 
3 INDOMIE REBUS (SOTO / KARI AYAM)  Rp5,000 
4 INDOMIE REBUS TELOR (SOTO / KARI AYAM)  Rp7,000 
5 ROTI BAKAR KEJU (KEJU + SUSU)  Rp6,000 
6 ROTI BAKAR KOMPLIT (SELAI + KEJU + SUSU) Rp7,000 
7 SANDWICH TELUR DADAR (SANDWICH DENGAN LAPISAN TELUR DADA) Rp7,000

MINUMAN
1 ENERGEN HANGAT  Rp3,000 
2 GOOD DAY CAPPUCINO (ES)  Rp5,000 
3 GOOD DAY HANGAT  Rp4,000 
4 HOT CHOCOLATE (COKLAT PILIHAN + SUSU)  Rp7,000 
5 KOPI HITAM HANGAT  Rp3,000 
6 KOPI SUSU (ES)  Rp4,000 
7 KOPI SUSU HANGAT  Rp3,000 
8 KUKU BIMA  Rp3,000 
9 KUKU BIMA SUSU (ES)  Rp5,000 
10 MILLO (ES)  Rp5,000 
11 MILLO HANGAT  Rp4,000 
12 NUTRISARI (ES)  Rp3,000 
13 NUTRISARI HANGAT  Rp2,500 
14 SUSU COKELAT (ES)  Rp3,500 
15 SUSU COKELAT HANGAT  Rp3,500 
16 SUSU PUTIH (ES)  Rp3,500 
17 SUSU PUTIH HANGAT  Rp3,500 
18 TEH MANIS (ES)  Rp3,000 
19 TEH MANIS HANGAT  Rp2,500 
20 WHITE COFFEE (ES)  Rp4,000 
21 WHITE COFFEE HANGAT  Rp3,000 



Monday 15 February 2016

Sejarah Kopi di Indonesia

Kopi pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1696 dari jenis kopi Arabika. Kopi ini masuk melalui Batavia (sekarang Jakarta) yang dibawa oleh Komandan Pasukan Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar - India, yang kemudian ditanam dan dikembangkan di tempat yang sekarang dikenal dengan Pondok Kopi -Jakarta Timur, dengan menggunakan tanah partikelir Kedaung. Sayangnya tanaman ini kemudian mati semua oleh banjir, maka tahun 1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat antara lain di Priangan, dan akhirnya menyebar ke berbagai bagian dikepulauan Indonesia seperti Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor.

Kopi pun kemudian menjadi komoditas dagang yang sangat diandalkan oleh VOC. Tahun 1706 Kopi Jawa diteliti oleh Belanda di Amsterdam, yang kemudian tahun 1714 hasil penelitian tersebut oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di Jardin des Plantes oleh Raja Louis XIV.
Ekspor kopi Indonesia pertama kami dilakukan pada tahun 1711 oleh VOC, dan dalam kurun waktu 10 tahun meningkat sampai 60 ton / tahun. Hindia Belanda saat itu menjadi perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Ethiopia, yang menjadikan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 – 1780. Kopi Jawa saat itu sangat tekenal di Eropa, sehingga orang-orang Eropa menyebutnya dengan “ secangkir Jawa”. Sampai pertengahan abad ke 19 Kopi Jawa menjadi kopi terbaik di dunia.
Produksi  kopi  di Jawa mengalami peningkatan yang cukup siginificant, tahun 1830 – 1834 produksi kopi Arabika mencapai 26.600 ton, dan 30 tahun kemudian meningkat menjadi 79.600 ton dan puncaknya tahun 1880 -1884 mencapai 94.400 ton.

Selama 1 3/4 (Satu – tiga perempat) abad kopi Arabika merupakan satu-satunya jenis kopi komersial yang ditanam di Indonesia. Tapi kemudian perkembangan budidaya kopi Arabika di Indonesia mengalami kemunduran hebat, dikarenakan serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) , yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1876.  Akibatnya kopi Arabika yang dapat bertahan hidup hanya yang berada pada ketinggian 1000 m ke atas dari permukaan laut,  dimana serangan penyakit ini tidak begitu hebat.  Sisa-sisa tanaman kopi Arabika ini masih dijumpai di  dataran tinggi ijen (Jawa Timur) , Tanah Tinggi Toraja ( Sulawesi Selatan), lereng bagian atas Bukit Barisan ( Sumatera) seperti Mandhailing, Lintong dan Sidikalang di Sumatera Utara dan dataran tinggi Gayo di Nangroe Aceh Darussalam.

Untuk mengatasi serangan hama karat daun kemudian Pemerintah Belanda mendatangkan Kopi Liberika (Coffea Liberica) ke Indonesia pada tahun 1875. Namun ternyata jenis ini pun juga mudah diserang penyakit karat daun dan kurang bisa diterima di pasar karena rasanya yang terlalu asam. Sisa tanaman Liberica saat ini masih dapat dijumpai di daerah Jambi, Jawa Tengah dan Kalimantan.

Usaha selanjutnya dari Pemerintah Belanda adalah dengan mendatangkan kopi jenis Robusta ( Coffea Canephora) tahun 1900, yang ternyata tahan terhadap penyakit karat daun dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan , sedangkan produksinya jauh lebih tinggi . Maka kopi Robusta menjadi cepat berkembang menggantikan jenis Arabika khususnya di daerah – daerah dengan ketinggian di bawah 1000 m dpl dan mulai menyebar ke seluruh daerah baik di Jawa, Sumatera maupun ke Indonesia bagian timur.

Semenjak Pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Indonesia, perkebunan rakyat terus tumbuh dan berkembang, sedangkan perkebunan swasta hanya bertahan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian kecil di Sumatera; dan perkebunan negara (PTPN) hanya tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sumber: www.aeki-aice.org